SAREKAT ISLAM SEBAGAI KEKUATAN POLITIK

Image result for lambang sarekat islam

·        Berdirinya Sarekat Islam

    Seperti yang telah dipaparkan diatas Sarekat Islam adalah sebuah organisasi yang berdiri pada awal abad ke 20 tepatnya pada tahun 1912. Mulanya Organisasi ini bernama Sarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan oleh Haji Samanhudi dengan tujuan awalnya adalah untuk membantu dan menyelamatkan para pengusaha batik Pribumi dari para pedagang Tionghoa yang kala itu memonopoli perdagangan batik Pribumi. menurut Robert Van Niel ada dua alasan Organisasi ini berdiri, pertama kompetisi tinggi terhadap pedagang batik, terutama dengan golongan tionghoa dan sikap superioritas orang tionghoa terhadap orang Pribumi sehubungan dengan berhasilnya revolusi cina pada tahun 1911. Hal ini sebagai akibat digantinya tekstil Pribumi dengan bahan-bahan yang diimpor dan dibeli oleh para pembatik dari pedagang perantara cina, maka seluruh industri batik beralih ketangan orang tionghoa. Untuk mempertahankan diri terhadap praktek-praktek orang tionghoa, para pedagang batik Jawa akhirnya bersatu dan membuat Organisasi untuk melawan monopoli yang dilakukan orang tionghoa.

     Pergantian nama dari Sarekat Dagang Islam (SDI) menjadi Sarekat Islam (SI) berdasarkan pada keinginan memperluas perkumpulan, tidak hanya berorientasi pada kegiatan perdagangan, namun telah merambah berbagai bidang kehidupan yang tujuan pendiriannya tetap sama, yaitu mencapai kemajuan rakyat yang nyata dengan jalan persaudaraan, persahabatan, dan tolong menolong diantara kaum muslimin. Anggaran Dasar Sarekat Islam terdiri dari tiga yaitu, [1]. Memajukan pertanian, perdagangan, kesehatan, pendidikan, dan pengajaran, [2]. Memajukan hidup menurut perintah agama dan menghilangkan faham-faham keliru tentang Islam, dan terakhir [3]. Mempertebal rasa persaudaraan dan saling tolong menolong di antara anggotanya. Penetapan anggaran dasar ini dilakukan agar memajukan semangat bangsa Indonesia. Walaupun pada massa itu tidak disertakan tujuan politik, karena pendirian organisasi yang dianggap bersifat politik sangat dilarang dan membahayakan bagi pemerintah Kolonial.

·        Sarekat Islam Sebagai Kekuatan Politik Pada Massa Kolonial

     Pada tahun 1916-1921 SI mulai memiliki Struktur Organisasi yang stabil. SI memberikan perhatian pada hampir semua masalah, mulai dari masalah politik sampai masalah agama. Selain itu juga untuk menyebarkan dan menegakancita-cita nasionalisme dengan Islam sebagai dasar pemikirannya. Sifat politik dari Organisasi ini dirumuskan dalam Asas dan Program Kerja yang disetujui oleh kongres yang diadakan pada tahun 1917. Seperti salah satunya masalah politik, Sarekat Islam menuntut berdirinya dewan-dewan daerah, perluasan hak-hak Volksraad dengan tujuan untuk mentranformasikan menjadi suatu lembaga permakilan yang sesungguhnya untuk keperluan logistik. Hak-hak politik ini dapat berfngsu dengan wajar, Sarekat Islam menuntut penghapusan kerja paksa dan sistem izin untuk berpergian.

     Terlihat jelas bahwa Sarekat Islam Mempunyai Power, pada saat itu Pemerintahan Kolonial merasa khawatir terhadap perkembangan Sarekat Islam yang begitu pesat karena mengandung unsur-unsur Revolusioner. Sarekat Islam dianggap membahayakan kedudukan Pemerintahan Hindia Belanda, karena mampu memobilisasi massa. Sehingga pihak Hinda Belanda mengirimkan salah seorang penasihatnya kepada organisasi tersebut. Gubernur Jendral Idenburg meminta nasihat dari para residenuntuk men.etapkan kebijakan politiknya. Hasilnya Sarekat Islam tidak boleh berupa organisasi besar dan hanya diperbolehkan berdiri secara lokal. ketakutan yang dialami Pemerintah Kolonial menjadi bukti bahwa Sarekat Islam dianggap berbahaya.
       Ketakutan Pemerintah Kolonial terhadap Sarekat Islam memang terjadi, Pemerintah Kolonial menganggap Sarekat Islam sebagai sekelompok orang-orang Fundamentalis, anggapan ini menjadi bukti bahwa Pemerintah Kolonial takut karena Orang-orang pribumi dikhawatirkan akan melawan dan merebut tanah airnya, oleh sebab itu Gubernur Jendral Idenburg mengekang Sarekat Islam, tetapi disini Sarekat Islam tidak patah arah organisasi itu terus memobilisasi massa dan membentuk cabang-cabang baru agar Sarekat Islam menjadi alat untuk menempuh kemerdekaan melalui Perjuangan.


·        Perpecahan Bisa Terjadi di Sarekat Islam

     Awal mula perpecahan yang terjadi di dalam Organisasi Sarekat Islam bermula pada pemerintah Kolonial yang tidak senang melihat kekuatan Sarekat Islam yang semakin besar dilihat dari jumlah massanya saat itu, melebihi massa dari organisasi-organisasi lainnya. Walaupun para anggota pengikut Sarekat Islam begitu banyak, tetapi tidak semuanya mempunyai pengertian dan pemahaman atas tujuan dan kegiatan Organisasi tersebut. pemerintah Kolonial menerapkan peraturan baru yang menetapkan bahwa cabang-cabang lokal harus berdiri sendiri untuk daeranya masing-masing, namun disini pemerintah Kolonial tidak mengakui cabang pusat Sarekat Islam karena dikhawatirkan akan mengendalikan segala kegiatan yang bersifat nasional oleh sebab itu pemerintah Kolonial tidak mengakui cabang pusat dari Sarekat Islam,

     Dengan jumlah massa yang beigtu banyak, mendorong organisasi-organisasi lainnya untuk melirik dan mendapat pengaruh didalam tubuh Sarekat Islam, seperti ISDV (Indisch Sociaal Democratische Vereniging) yang sebenarnya Organisasi tersebuh berhaluan Kiri dan secara mengejutkan mampu melakukan penyusupan atau propaganda secara halus kedalam tubuh Sarekat Islam. Mereka berhasil masuk menyebarkan pengaruhnya pada anggota-anggota Sarekat Islam, sebut saja seperti Semaoen, Darsono Alimin, Tan Malaka, dll. Perlu kalian ketahui juga ISDV dibentuk oleh Sneevliet dan kawan-kawannya, kaum Sosialis tersebut datang ke Indonesia karena melihat bangsa ini memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat melakukan gerakan-gerakan massa melawan pemerintah Hindia Belanda, Sneevliet berusaha mencetak tokoh-tokoh sosialis pribumi yang sangat berpengaruh pada masa itu, terutama yang mampu menggerakan rakyat dalam melakukan perlawanan terhadap segala kebijakan pemerintah Kolonial yang menyengsarakan mereka.

     Untuk menyikapi hal tersebut dilakukan gerakan Disiplin terhadap anggota Sarekat Islam. Peraturan yang dibuat ini berdampak pada anggota yang bergabung didalam organisasi lain, selain itu anggota-anggota ISDV dan PKI yang ada dalam tubuh Sarekat Islam dikeluarkan, Sarekat Islam kemudian terpecah menjadi dua kubu yaitu SI Putih dibawah pimpinan H. Agus Salim serta Abdul Muis dan dukungan Tjokroaminoto, sedangkan SI Merah berada dibawah pimpinan Semaoen. Atas inisiatif untuk melepaskan diri selama-lamanya dari faham Marxisme, pada Kongres SI tahun 1923 Tjokroaminoto mendirikan Partai Sarekat Islam yang mendukung gerakan Disiplin, ia pun berusaha mendirikan cabang-cabang PSI yang dikuasi oleh Samaoen tetapi SI Merah mengubah nama Sarekat Islam menjadi Sarekat Rakyat.


Komentar