
Di
dalam kepemimpinan masyarakat kewarganegaraan di Malaysia terdapat
faktor-faktor ciri dan sifat tertentu, pertama faktor struktur masyarakat yang
terdiri dari beberapa etnik dan kaum, faktor ini telah mendorong lahirnya
budaya politik perkauman, kedua faktor agama, khususnya agama islam faktor ini
mendorong perjuangan politik etnis melayu, ketiga faktor hukum nasional telah
mendorong lahirnya pemerintahan yang bersih dan jujur, keempat tingkat kemajuan
sosio-ekonomi masyarakat kota dan desa dimana faktor ini telah memperlihatkan
perbedaan dukungan dimana di desa lebih mendukung partai pemerintah dan di kota
lebih memilih partai oposisi, perbedaan antara desa dan kota sebenarnya juga
mengandung politik perkauman.
Ø Warisan Kepemimpinan Politik
Perkauman
Awal
dari munculnya masalah perkauman yang berlaku di Malaysia hingga kini berakar
dari zaman penjajahan kebijakan penjajahan yang berhubungan dengan perdagangan,
tanah, pertanian, pendidikan, latihan, administrasi, dan kewarganegaraan telah
mengakibatkan perbedaan etnik yang menonjol. Tetapi penjajahan bukanlah
penyabab utama munculnya masalah perkauman. Dari sejarah perjuangan Malaysia ditentukan
adanya tawar menawar politik di antara elit-elit UMNO (United Malay Nationalist
Organizations) di satu pihak dan elit-elite MCA bentukan dari etnis chinesse
dan MIC bentukan dari Etnis India. Dalam politik tawar menawar tersebut UMNO
telah menerima satu syarat yang diajukan Inggris syaratnya adalah
kewarganegaraan yang liberal. Hal ini telah mengakibatkan perpecahan konsep
identitas kebudayaan, dimana masalah tiadanya identitas kebudayaan ini adalah
salah satu sebab utama terwjudnya perasaan perkauman di kalangan penduduk bukan
melayu.
Sikap
pemimpin bukan melayu juga terlihat lebih bercorak perkauman. Perasaan
perkauman di kalangan penduduk bukan melayu muncul dari keinginan untuk
melindungi dan melestarikan kepentingan sendiri. Sikap seperti ini sangat
kelihatan dalam usaha masyarakat bukan melayu menentang kebijakan pemerintah
untuk meningkatkan masyarakat menengah diatas masyarakat melayu. Orang-orang
melayu menganggap bahwa mereka mempunyai hak yang sama dibandingkan dengan
kelompok etnik lainnya, karena mereka adalah “anak negeri” ini, sedangkan orang
lain adalah “pendatang”. Orang melayu juga merasa sangsi tentang kesetiaan dan
kejujuran orang-orang Cina dan India yang tinggal di Malaysia ini.
Di
antara sebab utama yang menimbulkan masalah perkauman dalam masyarakat malaysia
ini ialah : (1) telah berlakunya suatu perebutan kekuasaan bidang politik dan
ekonomi di antara kelompok etnik. (2) adanya golongan-golongan pemimpin yang
menggunakan isu-isu perkauman (3) organisasi-organisasi yang ada di Malaysia
pada umumnya berdasarkan etnik dan perkauman (4) pertumbuhan ekonomi yang tidak
adil di kalangan rakyat (5) media massa faktor utama yang dapat mempengaruhi
hubungan etnik, setiap etnik mempunyai media massanya masing-masing
Ø Artikulasi Kepentingan Kaum
Ada
salah satu pasal dalam konstitusi Malaysia yang dianggap sangat pro-melayu
ialah pasal 153 yang antara lain berbunyi bahwa yang di pertuan agung
bertanggung jawab menjaga “kedudukan istimewa bangsa melayu dan
kepentingan-kepentingan yang sah kaum-kaum lain”. Pasal ini telah menjadi isu
kontroversi sejak penyusunan kontitusi itu. Ada dua sebab utama mengapa pasal
153 dianggap tidak membawa dampak positif terhadap kehidupan masyarakat melayu.
Pertama, karena pasal 153 tidak dilengkapi dengan panduan yang jelas dan tegas
mengenai cara-cara pelaksanaan hak istimewa yang tertulis dalam konstitusi.
Kedua, kekuatan politik dan birokrasi melayu yang menguasai pemerintahan tidak
bersungguh-sungguh dalam melaksanakan pasal tersebut.
Ø Perkauman dan Masyarakat Kewargaan:
Studi Kasus
Pertentangan
dan persaingan di antara kelompok etnik biasanya akan berlanjut karena
tiap-tiap kelompok ingin memelihara dan mempertahankan kedudukan dan
kepentingannya. Suatu penelitian telah dilakukan di Malaysia mengenai persoalan
ekonomi-politik berkaitan dengan kepemimpinan bercorak perkauman. Contoh
dibawah ini memperlihatkan berbagai rekaksi terhadap beberapa persoalan.
1) Jaminan
hak rakyat dalam pelayanan
2) Hak
memerintah
3) Pemerintahan
Malaysia
4) Hak
istimewa
Ø Kelas Menengah dan Masyarakat
Kewargaan
Kajian
politik Malaysia pada dasarnya terdapat dua bagian, pertama konsep perkauman,
kedua aliran yang menganalisis faktor kelas. Yang menjadi masalah saat ini
apakah kelas menengah di Malaysia mempermasalahi perkauman, atau malah mengatasi
kepentingan etnik. Dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat hasil yang
mencenangkan. Hampir 70% menganggap proses demokrasi dan pemilu adalah suatu
hal yang penting. Sedangkan 11% kepentingan bersama perkauman adalah perkaran
paling penting, hal tersebut menunjukan masalah perkauman tidak sebagai hal
yang penting. Sebagai kelas menengah, mereka memperlihatkan usaha untuk tidak
mengangkat masalah perkauman yang dibuktikan didalam beberapa penelitian kasus,
karena jika hal itu berlanjut, maka masalah perkauman secara perlahan akan
berkurang, yang kemudian melahirkan benih-benih terciptanya masyarakat
kewargaan yang ideal.
Ø Angkatan Perpaduan Ummah dan
Demokratisasi
Bukan
hanya kelas menengah tetapi perubahan yang terjadi juga karena politik perkauman
dikarenakan perpecahan yang terjadi UMNC yang di awali oleh mundurnya Musa
Hitam dari Wakil PM yang mengakibatkan terpecahnya UMNC. Setelah itu pada tahun
1990 kelompok Tengku Reza telah mampu melahirkan kekuatan politik baru yang
dianggap sebagai alternatif partai Barisan Nasional yang selama ini tidak
tergoyahkan. Angkatan Perpaduan Ummah (APU) yang dibentuk Tengku Reza terdiri
dari beberapa gabungan partai seperti partai PAS Hamim, Berjasa, PRM dll.
kelahiaran APU bentuk dari semangat untuk mengurangi politik perkauman dimana
kedua kekuatan politik APU dan BN lebih banyak mencurahkan perhatian pada
masalah yang berkisar pada sistem demokrasi, masalah konsep pembangunan
nasional yang bukan lagi dalam koteks perkuman.
Komentar
Posting Komentar